Pengaruh dari perkembangan tarekat
tasawuf pada masa dinasti safawiyah
Safi Ad-Din
Dinasti safawiyah
adalah dinasti yang lahir karena suatu gerakan tarekat yang bernama tarekat safawiyah karena diambil
dari nama pendirinya yaitu Safi Ad-Din yang dimana memilih jalan hidupnya
sebagai seorang sufi dan menekuni serta mengajarkan ilmu tasawuf kepada
pengikutnya. Tarekat sendiri adalah jalan atau metode, sedangkan tasawuf adalah
ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq,
membangun lahir dan batin serta untuk memporoleh kebahagian yang abadi.
Tarekat safawiyah
yang diajarkan pada awalnya hanyalah berupa ajaran tasawuf murni yang mengajarkan
agama kepada pengikut-pengikutnya dan memerangi orang-orang yang mereka sebut ahli-ahli
bid`ah. Namun lama kelamaan tarekat ini berkembang dari konsep pemikiran keagamaan menjadi pemikiran
politik-keagamaan dalam gerakan Tarekat Safawi. Oleh karena kecintaannya pada
tasawuf itulah gerakan ini juga ingin menyebarkan ajaran mereka.
Terlebih pada masa
pemerintahan syekh junid, para pengikut tarekat ini lebih gencar dalam
melakukan dakwah dan mempunyai kecenderungan kepada politik dan kekuasaan. Mereka
memanfaatkan keduanya untuk memudahkan gerakan penyebaran ajaran tasawuf, yang
berakibat pada timbulnya penolakan-penolakan dari berbagai golongan seperti
yang dilakukan oleh negara-negara tetangga yang beragama kristen.
oleh karena itu, pada masa itu para pengikut mereka diajarkan
militer sehingga banyak dari mereka yang menajadi tentara yang teratur dan
menentang orang-orang yang tidak mau mengikuti ajaran mereka dan orang-orang
yang bermazhab selain syi`ah karena dinasti safawiyah ini adalah dinasti yang
beraliran syi`ah.
Berbagai konflik pun terjadi seperti yang terjadi pada salah satu
penguasa bangsa turki pada saat itu, yaitu kara koyunlu dan orang Georgia dan
Kaukasus karena dihadapkan pada
kenyataan bahwa gerakan tersebut telah memasuki wilayah Kaukasus Utara. Dengan
kata lain penguasa Syirwanid menganggap gerakan Syeikh Junaid sebagai gerakan
pencaplokan terhadap wilayahnya. Maka terjadilah pertempuran antara Syekh
Junaid dan penguasa Syirwanid, yang mengakibatkan terbunuhnya Syekh Junaid.
Pada masa ismail bin haidar, gerakan-gerakan perluasan wilayah itu
lebih kepada ambisinya dalam merebut kekuasaan dan pendirian gerakan
sosial-politik keagamaan untuk mendirikan negara dengan berbasis doktrin syi`ah
duabelas sebagai mazhab negara, dan untuk mendukung itu ia membentuk suatu
pasukan yang bernama Qizilbash (baret merah).
Untuk memupuk kesetiaan pasukan qizilbash itu, ia melakukan
berbagai langkah seperti menyatakan bahwa dirinya adalah keturunan Imam Musa
al-Kazim dan Ismail pun menyatakan dirinya sebagai wakil imam gaib, al-Mahdi
selain itu, Ismail ibn Haidar juga menyatakan dirinya memiliki sifat ketuhanan
serta meyakinkan dirinya kepada pengikutnya bahwa dirinya titisan Tuhan.
Kompleks maidah imam di Isfahan,
Iran
Kecintaan dan pada sesuatu
memang seringkali menimbulkan rasa untuk memiliki dan kekuatan untuk berkuasa
atasnya. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu pada masa dinasti
safawiyah yang berawal dari sebuah ajaran agama murni kemudian berkembang
sangat pesat yang dimana tidak hanya melakukan kegiatan untuk memyebarkan
ajaran agama tapi juga ingin menguasai suatu daerah dan memerangi orang yang
mengingkarinya, yang pada akhirnya menjadi suatu dinasti atau kerajaan yang
besar dan berperadaban tinggi dengan salah
satu contoh peninggalannya adalah kota isfahan yang megah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar