![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7ALvKcf15T01dg9X5_VRDTr9U65vBze1s9VJuUPUzHcZGFtU0TsZwBNloWb3aoZ8zSSsh_OlnGDGnh6KFXsd-ikPYKFopLGJmMl_Lz4QMta4g1gXO9MEv_aIPVUgagqvDv_9o-AWm5b0/s320/siddharta.jpg)
Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah
perlindungan ayahnya, Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan
menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan
yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya
yang tak ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Di bawah sebuah pohon boddhi, ia berkomitmen tidak akan pernah meninggalkan
posisinya sampai ia menemukan kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai "Buddha" yang artinya “yang tercerahkan”.
Hal ini membuktikan bahwa kita tidak boleh terlena
dengan kehidupan nyaman kita.seperti siddharta yang walaupun anak raja, yang
hidupnya dilimpahi banyak kemewahan, tapi dia tetap peduli dengan keadaan dan
fenomena aneh yang baru pertama ia lihat di sekitar istana. Seperti kata orang “leave
your comfort zone”. kita harus seperti itu agar kita menjadi orang yang berguna
bagi banyak orang, karena sebaik-baiknya orang adalah yang berguna bagi orang
banyak, tidak hanya mementingkan kita yang sudah enak, karena masih banyak
orang di luar sana yang membutuhkan bantuan kita.